![]() |
Plh Kades Guru Kinayan (Gurki) Pelin Sembiring didampinggi warga ketika memberikan keterangan kepada wartawan. | Wahyu. |
HARIAN SUMUT | Tanah Karo- Dua bulan sudah tahun 2015 berlangsung, namun masyarakat pengungsi dampak erupsi Gunung Sinabung asal Desa Guru Kinayan Kecamatan Payung masih terkatung – katung. Janji pemerintah untuk uang sewa rumah sebesar Rp. 1.800.000, dan jatah hidup (jadup) juga belum terealisasi.
Pelin Sembiring sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala Desa Guru Kinayan (Gurki) di dampinggi beberapa warganya Kamis (26/2) di kantor Pemerintahan Desa (Pemdes) sementara Gurki , merasa terlantar dan kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Sampai sekarang masyarakat Desa Guru Kinayan belum mendapatkan kepastian dimana lokasi relokasi untuk kami, jatah hidup dan uang sewa rumah sebesar Rp. 1.800.000 yang sudah dijanjikan belum ada terealisasi untuk tahun 2015 ini,”keluhnya.
Keluhan masyarakat itu, kata Pelin Sembiring, sudah disampaikan langsung kepada Bupati Karo, di dampingi Dinas Terkait lainya, pada Senin (23/2) lalu di Kantor Bupati Karo, dalam pertemuan itu, Bupati Karo mau menerima dan mendengarkan aspirasi para pengungsi. Namun saat berlangsung dialog saat pertemuan masyarakat dengan bupati, tiba-tiba terdengar ucapan bupati Karo menyebut kata “kera”.
“Maksud kata kera itu kami tidak tahu kemana arahnya, yang pasti kami merasa tersinggung,”ungkap Pelin yang juga di amini warga Desa Gurki lainya bermarga Ginting yang sekaligus memberikan rekaman perkataan bupati Karo kepada kru Media ini.
Dikatakan Plh Kades Guru Kinayan bahwa pihaknya merasa bingung mendengar perkataan “kera” dari seorang kepala daerah di hadapan masyarakatnya. “Tidak etis seorang kepala daerah mengucapkan kata “kera” dihadapan masyarakatnya, sebab warga Desa Gurki yang mayoritas Suku Karo tahu persis dengan arti Kera,Seharusnya kepala daerah itu memberikan motivasi yang dapat mengurangi beban penderitaan pengungsi korban erupsi, bukan malah membuat bingung,”ujar P. sembiring kesal.
Ketika hal ini dikonfimasi kepada Bupati Karo Terkelin Brahmana SH, pada Kamis (26/02) yang lalu melalui SMS, tak lama Bupati Karo Terkelin Brahmana SH pada kamis (26/02) sekitar pukul 18.28 Wib langsung menghubungi Kru Media Ini via seluler dan terjadi dialog sekitar kurang lebih 1 jam yang intinya Bupati Karo merasa risih atas pertanyaan kru hariansumut.com tentang perkataan "Kera" yang di sebutkan pada saat pertemuan tersebut.
“Saya memang ada mengatakan hal tersebut, namun inti perkataan saya tersebut maksudnya kejar ekting,” ujar Bupati Karo seraya melanjutkan bahwa warga Desa Guru Kinayan adalah pengungsi.
“Status mereka pengungsi, jika bukan pengungsi tidak mungkin mereka di berikan beberapa kebutuhan mereka,” ujar Terkelin.
Mengenai ungkapan kata kera yang tercetus saat pertemuan agar di buat sebaik mungkin “Bagaimana baiknya ajalah menurut Dik Budiman,” katanya mengakhiri. (budiman S/wahyu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar