![]() |
Potret buram kota Berastagi tampak semakin kumuh dan semraut dengan keberadaan PKL bebas berjualan di Terminal kota Berastagi./Foto: Budiman S |
BERASTAGI (Harian Sumut) – Keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tidak dikelola Pemkab Karo dengan baik, semakin menambah kesan kota wisata Berastagi bertambah kumuh dan semraut.
Demikian disampaikan sejumlah warga Berastagi, Rabu (3/12) kepada wartawan hariansumut.com menyikapi keberadaan PKL di sepanjang jalan Veteran mulai dari Eks Bioskop Ria Berastagi sampai Terminal hingga Tugu Kol Berastagi tidak dikelola dengan baik.
“Bagaimana nanti image kota Berastagi ini dimata wisatawan kalau pedagang liar (PKL-Red) dibiarkan menggelar dagangan di sembarang tempat. Ini tidak bisa dibiarkan, Pemkab harus membenahi pedagang,” ujar Rinto warga jalan Udara, Berastagi saat ditemui hariansumut.com di terminal Bus Sutra.
Namun, sebagian warga ketika berbincang-bincang dengan Tim Infestigasi Harian Sumut mengaku pesimistis. R Karo-karo (38) supir angkot jurusan Kabanjahe - Berastagi, misalnya. Menurut dia, Satpol-PP penegak perda sering merazia dan menggusur lapak pedagang kaki lima, dalam hitungan waktu pedagang kembali menggelar lapak dagangannya seperti biasanya, pemandangan seperti itu sudah berlangsung lama. “Ini tantangan berat buat Plt. Bupati, melakukan pembiaran tetap berlangsung atau segera membenahinya, mampu atau tidak?,” kata Karo-karo.
Potret buram kota Berastagi yang mungkin luput dari perhatian Pemerintahan Kabupaten Karo, tingkat kepadatan arus lalin setiap sore hari dan sering pula peristiwa laka lantas menjadi sebuah rutinitas bagi warga. Begitu pula dengan berdirinya lapak pedagang dengan penggunakan tenda berdiri bebas 24 jam tanpa ada gangguan yang berarti.
Sementara itu, Kepala UPT Pasar Berastagi Tamat Purba mengatakan, mengatasi persoalan mengenai keberadaan PKL bukan wewenangnya. “Bukan wewenang saya, itu wewenang Camat Berastagi, tanya saja kepada Camat,” jawabnya singkat.
Sedangkan Camat Berastagi, Edison Karo-karo ketika di konfirmasi melalui panggilan selulernya, Rabu (03/12) tidak menjawab meski terdengar nada masuk. Begitu pula saat di layangkan pesan singkat mengenai keberadaan pedagang kaki lima tak kunjung berbalas.
Amatan hariansumut.com, kesemrautan kota Berastagi semakin terasa sejak mulai pukul 14.00 Wib khususnya mulai dari Tugu Perjuangan hingga memasuki terminal. Kini, keberadaan PKL seakan dilema bagi masyarakat, selain merusak pemandangan kota, juga meresahkan para supir serta warga yang melintas disana. (bus/sp/con/lams)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar