ads

Slider[Style1]

Style2

Style3[OneLeft]

Style3[OneRight]

Style4

Style5

DEPOK (Harian Sumut) – Keterbatasan lahan menjadi alasan pemerintah Indonesia melakukan impor garam industri sampai 1,6 juta ton/tahun. Akibatnya, Indonesia kalah dengan negeri jiran Australia.

Kepala Pusat Balitbang Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP), Aryo Hanggono, mengungkapkan,  para petani garam rata-rata hanya memiliki luas tambak sempit meski dikelilingi lautan yang luas. Disamping adanya tanah adat.

“Indonesia kalah jauh dibanding Australia terkait produksi garam industri,” ujarnya dalam seminar nasional MIPANET FMIPA Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (3/12).

Dijelaskannya, tambak – tambak garam industri di Australia luasnya antara 1000-3000 hektar dimana satu tambak dikerjakan kurang dari 40petani. Mereka memproduksi sampai sejuta ton setahun.

Lainnya adalah luas lahan membuat proses evaporasi air laut pindah ke kolam makin pekat dan cepat. “Australia juga kuat modal, yang mengupah petani garam sebesar 8 dolar per jam,” paparnya. Ia menjelaskan garam industri  di antaranya peruntukan kain jeans dan pasta gigi.
(net/sp/con/

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:


Top