Kepala Pusat Balitbang Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP), Aryo Hanggono, mengungkapkan, para petani garam rata-rata hanya memiliki luas tambak sempit meski dikelilingi lautan yang luas. Disamping adanya tanah adat.
“Indonesia kalah jauh dibanding Australia terkait produksi garam industri,” ujarnya dalam seminar nasional MIPANET FMIPA Universitas Indonesia (UI), Depok, Rabu (3/12).
Dijelaskannya, tambak – tambak garam industri di Australia luasnya antara 1000-3000 hektar dimana satu tambak dikerjakan kurang dari 40petani. Mereka memproduksi sampai sejuta ton setahun.
Lainnya adalah luas lahan membuat proses evaporasi air laut pindah ke kolam makin pekat dan cepat. “Australia juga kuat modal, yang mengupah petani garam sebesar 8 dolar per jam,” paparnya. Ia menjelaskan garam industri di antaranya peruntukan kain jeans dan pasta gigi. (net/sp/con/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar