Oleh: Trika Agnestasia Br Tarigan, S.Kel
Alumnus Universitas Diponegoro
Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP
Program Magister Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung
hariansumut.com- Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kekayaan sumber daya alam dari sektor kelautan dan perikanan. Sektor kelautan dan perikanan Negara Indonesia memiliki peranan penting dan kontribusi positif bagi peningkatan pertumbuhan perekonomian dan taraf hidup masyarakat pesisir di Indonesia. Menjaga dan meningkatkan nilai potensi dan kekayaan sumber daya alam khususnya yaitu sektor kelautan dan perikananmerupakan rencana pembangunan nasionalBangsa Indonesia yang harus terus dipantau dan didorong. Potensi sumber daya kelautan Indonesia meliputi sumber daya perikanan, kekayaan alam pertambangan dan energi, perhubungan laut dan pariwisata bahari. Namun, potensi ini belum dapat dikelola dan dimanfaatkan secara benar, bertanggung jawab dan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan informasi pelaku kegiatan akan pentingnya memanfaatkan dan mengolah secara lestari dan berkelanjutan. Padahal sektor perikanan dan kelautan merupakan harapan bangsa Indonesia di masa depan.
Saat ini, pemerintah sudah mulai memfokuskan permasalahan pemanfaatan sumber daya alam kelautan dan perikanan. Informasi pembangunan dan pelestarian kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini sangat memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Seperti beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yaitu kunjungan kerja Ibu Susi Pudjiastuti ke Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, Kab.Berau, Kalimantan Timur untuk melakukan penyuluhan perikanan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat Kabupaten Berau agar ikut menjaga kelesatarian sumberdaya pesisir dan laut yang berkelanjutan, selain itu beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memberantas penangkapan ikan secara illegal juga sudah terlihat nyata dengan ditenggelamkannya kapal-kapal kecil yang menangkap ikan secara illegal dan menahan kapal-kapal besar milik negara tetangga yang melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan kita. Perubahan tatanan global dan nasional yang terjadi ini akan menjadikan percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak secara cepat. Sesuai dengan salah satu misi Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai penggerak rencana pembangunan nasional jangka panjang yaitu “Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju kuat, dan berbasis kepentingan nasional”.
Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia memiliki tujuan yang sangat berkaitan dengan kepentingan negara dan masyarakat Indonesia. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang pengelolaan perikanan, dan dalam Undang-Undang No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam kutipan visi, misi tujuan dan sasaran strategisnya menyampaikan bahwa, untuk menjadikan pembangunan berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimana dijadikan penggerak Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional maka diperlukan konsep blue economy yang dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan tersebut dilakukan melalui pengembangan berbagai inovasi yang berorientasi pada pelestarian sumber daya untuk memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Upaya pengembangan blue economyperlu diiringi upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan dan perikanan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dilakukan upaya untuk mengelola wilayah laut nasional secara terintegrasi.
Potensi sumber daya kelautan Indonesia juga mampu menciptakan adanya energi terbarukan yang berasal dari energi laut, luas lautan Indonesia yang luasnya tiga kali lebih besar daripada daratan menjadikan Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai sumber energi terbaharukan. Adapun sumber energi terbarukan tersebut berasal dari energi arus laut, energi pasang surut, energi gelombang, dan energi panas laut. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yaitu uji coba prototype pembangkit listrik dengan sumber energi arus laut dari Selat Larantuka, Flores Timur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kecepatan arus laut yang keluar masuk Selat Larantuka antara Pulau Flores dan Pulau Adonara, sangat fenomenal. Arus laut dengan kecepatan 4.0 meter/detiksungguh menyimpan energi kinetik yang besar, yang dapat diubah menjadi tenaga listrik.
Akan tetapi, saat ini dukungan pemerintah untuk mengimplementasikan hasil penelitian dibidang energi terbarukan yang berasal dari energi laut belum terealisasikan 100% ditengah masyarakat. Berdasarkan informasi sebelumnya yang sudah ada dinyatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh pengembangan energi laut dan rencana umum Kelistrikan Nasional belum mengakomodasi pemanfaatan energi laut. Adapun penyebab yang disampaikan karena belum tersedianya informasi potensi energi laut secara ekonomis yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Untuk menjadikan negara Indonesia yang dapat memanfaatkan sumber daya laut sebagai energi terbarukan maka sangat dibutuhkan ketersediaan teknologi yang pesat seperti negara internasional yang sudah melakukan pemanfaatan energi laut sebagai energi terbarukan serta kemampuan sumber daya manusia untuk mampu melakukan penelitian-penelitian terkait dengan pengelola dari pemanfaatan sumber energi terbarukan nantinya.
Selain hal tersebut, potensi laut Indonesia lainnya terdapat pada letak geografis Indonesia yang menjadikan wilayah perairan kita sebagai jantung kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) khususnya di kepulauan Raja Ampat (Papua Barat) ditemukan 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan karang. Jumlah jenis karang tersebut adalah 75% jenis karang yang pernah ditemukan di dunia. Indonesia juga memiliki terumbu karang terluas di dunia sekitar 51.000 km2 yang menyumbang sekitar 18% luas terumbu karang dunia. Ini semua adalah potensi yang harusnya bisa dioptimalkan untuk mewujudkan generasi Indonesia yang unggul serta dijadikan sebagai sumber devisa negara dan peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir. Kekayaan alam bahari milik Indonesia pada umumnya mampu mengajak seluruh wisatawan asing dari seluruh penjuru dunia untuk datang menikmati pemandangan laut yang indah dengan iklim tropis, akan tetapi karena kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengelola, memanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan laut menyebabkan kekayaan bahari kita menjadi rusak sedikit demi sedikit.
Sudah seharusnya sebagai masyarakat maritim yang tinggal di negara kepulauan yang terbesar di dunia, kita mampu menyadari akan pentingnya laut kita sebagai harta karun kita dimasa yang akan datang dan sebagai harta warisan yang tidak akan pernah habis untuk kita berikan kepada generasi penerus bangsa kita ini nantinya, sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang memiliki sikap mental dan pola pikir yang rasional untuk mengetahui segala bentuk informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan kemaritiman. Dengan adanya sumber daya manusia yang berdedikasi dan berpotensi dalam pemanfaatan dan pengelolaan laut akan sangat mendukung rencana pembangunan nasional di sektor kelautan dan perikanansehingga menjadikan sumber daya alammilik Bangsa Indonesia tidak akan pernah habis dan hal ini akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan tingkat perekonomian negara kita.
Alumnus Universitas Diponegoro
Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) LPDP
Program Magister Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung
![]() |
hariansumut.com- Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di dunia yang memiliki kekayaan sumber daya alam dari sektor kelautan dan perikanan. Sektor kelautan dan perikanan Negara Indonesia memiliki peranan penting dan kontribusi positif bagi peningkatan pertumbuhan perekonomian dan taraf hidup masyarakat pesisir di Indonesia. Menjaga dan meningkatkan nilai potensi dan kekayaan sumber daya alam khususnya yaitu sektor kelautan dan perikananmerupakan rencana pembangunan nasionalBangsa Indonesia yang harus terus dipantau dan didorong. Potensi sumber daya kelautan Indonesia meliputi sumber daya perikanan, kekayaan alam pertambangan dan energi, perhubungan laut dan pariwisata bahari. Namun, potensi ini belum dapat dikelola dan dimanfaatkan secara benar, bertanggung jawab dan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan informasi pelaku kegiatan akan pentingnya memanfaatkan dan mengolah secara lestari dan berkelanjutan. Padahal sektor perikanan dan kelautan merupakan harapan bangsa Indonesia di masa depan.
Saat ini, pemerintah sudah mulai memfokuskan permasalahan pemanfaatan sumber daya alam kelautan dan perikanan. Informasi pembangunan dan pelestarian kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan selama ini sangat memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Seperti beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan yaitu kunjungan kerja Ibu Susi Pudjiastuti ke Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, Kab.Berau, Kalimantan Timur untuk melakukan penyuluhan perikanan yang bertujuan untuk mendorong masyarakat Kabupaten Berau agar ikut menjaga kelesatarian sumberdaya pesisir dan laut yang berkelanjutan, selain itu beberapa tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memberantas penangkapan ikan secara illegal juga sudah terlihat nyata dengan ditenggelamkannya kapal-kapal kecil yang menangkap ikan secara illegal dan menahan kapal-kapal besar milik negara tetangga yang melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan kita. Perubahan tatanan global dan nasional yang terjadi ini akan menjadikan percepatan pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang bergerak secara cepat. Sesuai dengan salah satu misi Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai penggerak rencana pembangunan nasional jangka panjang yaitu “Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju kuat, dan berbasis kepentingan nasional”.
Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia memiliki tujuan yang sangat berkaitan dengan kepentingan negara dan masyarakat Indonesia. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang pengelolaan perikanan, dan dalam Undang-Undang No.27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Kementrian Kelautan dan Perikanan dalam kutipan visi, misi tujuan dan sasaran strategisnya menyampaikan bahwa, untuk menjadikan pembangunan berbasis sumberdaya kelautan dan perikanan yang dimana dijadikan penggerak Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional maka diperlukan konsep blue economy yang dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan tersebut dilakukan melalui pengembangan berbagai inovasi yang berorientasi pada pelestarian sumber daya untuk memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan. Upaya pengembangan blue economyperlu diiringi upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan dan perikanan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dilakukan upaya untuk mengelola wilayah laut nasional secara terintegrasi.
Potensi sumber daya kelautan Indonesia juga mampu menciptakan adanya energi terbarukan yang berasal dari energi laut, luas lautan Indonesia yang luasnya tiga kali lebih besar daripada daratan menjadikan Indonesia memiliki potensi terbesar sebagai sumber energi terbaharukan. Adapun sumber energi terbarukan tersebut berasal dari energi arus laut, energi pasang surut, energi gelombang, dan energi panas laut. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yaitu uji coba prototype pembangkit listrik dengan sumber energi arus laut dari Selat Larantuka, Flores Timur. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kecepatan arus laut yang keluar masuk Selat Larantuka antara Pulau Flores dan Pulau Adonara, sangat fenomenal. Arus laut dengan kecepatan 4.0 meter/detiksungguh menyimpan energi kinetik yang besar, yang dapat diubah menjadi tenaga listrik.
Akan tetapi, saat ini dukungan pemerintah untuk mengimplementasikan hasil penelitian dibidang energi terbarukan yang berasal dari energi laut belum terealisasikan 100% ditengah masyarakat. Berdasarkan informasi sebelumnya yang sudah ada dinyatakan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh pengembangan energi laut dan rencana umum Kelistrikan Nasional belum mengakomodasi pemanfaatan energi laut. Adapun penyebab yang disampaikan karena belum tersedianya informasi potensi energi laut secara ekonomis yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Untuk menjadikan negara Indonesia yang dapat memanfaatkan sumber daya laut sebagai energi terbarukan maka sangat dibutuhkan ketersediaan teknologi yang pesat seperti negara internasional yang sudah melakukan pemanfaatan energi laut sebagai energi terbarukan serta kemampuan sumber daya manusia untuk mampu melakukan penelitian-penelitian terkait dengan pengelola dari pemanfaatan sumber energi terbarukan nantinya.
Selain hal tersebut, potensi laut Indonesia lainnya terdapat pada letak geografis Indonesia yang menjadikan wilayah perairan kita sebagai jantung kawasan segitiga karang dunia (coral triangle) khususnya di kepulauan Raja Ampat (Papua Barat) ditemukan 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan karang. Jumlah jenis karang tersebut adalah 75% jenis karang yang pernah ditemukan di dunia. Indonesia juga memiliki terumbu karang terluas di dunia sekitar 51.000 km2 yang menyumbang sekitar 18% luas terumbu karang dunia. Ini semua adalah potensi yang harusnya bisa dioptimalkan untuk mewujudkan generasi Indonesia yang unggul serta dijadikan sebagai sumber devisa negara dan peningkatan taraf hidup masyarakat pesisir. Kekayaan alam bahari milik Indonesia pada umumnya mampu mengajak seluruh wisatawan asing dari seluruh penjuru dunia untuk datang menikmati pemandangan laut yang indah dengan iklim tropis, akan tetapi karena kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengelola, memanfaatkan dan menjaga kelestarian lingkungan laut menyebabkan kekayaan bahari kita menjadi rusak sedikit demi sedikit.
Sudah seharusnya sebagai masyarakat maritim yang tinggal di negara kepulauan yang terbesar di dunia, kita mampu menyadari akan pentingnya laut kita sebagai harta karun kita dimasa yang akan datang dan sebagai harta warisan yang tidak akan pernah habis untuk kita berikan kepada generasi penerus bangsa kita ini nantinya, sehingga dalam hal ini sangat dibutuhkan adanya sumber daya manusia yang memiliki sikap mental dan pola pikir yang rasional untuk mengetahui segala bentuk informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan kemaritiman. Dengan adanya sumber daya manusia yang berdedikasi dan berpotensi dalam pemanfaatan dan pengelolaan laut akan sangat mendukung rencana pembangunan nasional di sektor kelautan dan perikanansehingga menjadikan sumber daya alammilik Bangsa Indonesia tidak akan pernah habis dan hal ini akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan tingkat perekonomian negara kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar