[Ilustrasi] |
Motif kejadian belum diketahui. Namun, diduga akibat dendam lama antara korban dengan oknum TNI berinisial A.
Kejadian di lapo (warung-red) tuak milik Benget Simatupang di Jalan Juanda, Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur.
Malam itu pelaku kebetulan sedang minum tuak di lapo tersebut. Tak lama kemudian korban datang yang juga berniat untuk minum.
Entah apa penyebabnya, pelaku mendatangi korban sambil mengeluarkan sangkur dan langsung menikam dada sebelah kiri korban.
Warga yang melihat kejadian itu langsung membawa korban ke RS Latersia, Binjai. Namun, nyawa korban tak bisa diselamatkan dan sekitar pukul 23.00 Wib, meninggal dunia.
“Antara korban dan pelaku sudah saling kenal. Diduga keduanya memilik dendam,”kata Udin, satu warga. Setelah melihat korban bersimbah darah, pelaku langsung kabur. Aparat Poldasu turun ke lokasi dan mengamankan sebuah sangkur diduga milik pelaku.
Kabid Humas Poldasu AKBP Helfi Assegaf dikonfirmasi mengatakan, korban merupakan anggota Detasemen C Brimobda Sumut. Sedangkan pelakunya diduga seorang pria berinisial A, oknum aparat.
Disebut Anggota Sebagai Pelaku, Kodam Gerak Cepat Lakukan Penyelidikan
Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan masih menyelidiki insiden penikaman terhadap anggota Gegana Kompi A Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Brigadir Beny H. Sihombing, di Binjai. Penyelidikan dilakukan karena pelaku penikaman disebut-sebut sebagai anggota Tentara Nasional Angkatan Darat.Kepala Penerangan Kodam Bukit Barisan Kolonel Samuel Petrus Hehakaya mengatakan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut. "Karena menyebut institusi TNI AD dalam insiden itu, kami menyelidiki. Sejauh ini belum ada personel Kodam yang terlibat," kata Samuel, Jumat, 21 November 2014.
Pejabat Kodam Bukit Barisan, termasuk Samuel, belum bisa mengungkapkan lebih jauh kasus di Binjai karena masih berada di Pulau Batam untuk menyelidiki bentrokan antara TNI AD dan Brimob.
Beny H. Sihombing tewas ditikam saat duduk di sebuah warung tuak di Simpang Awas, Kelurahan Mencirim, Binjai Timur, Kamis malam, 20 November 2014. Korban tewas dengan luka tikam di dada kiri. Dia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Latersia, Binjai, tapi jiwanya tak tertolong.
Sertu Akhiruddin, menyerahkan diri
Anggota Denma Brigade Infanteri (Brigif) 7/Rimba Raya di Galang, Dei Serdang, Sertu Akhiruddin, menyerahkan diri. Ia mengakui sebagai penikam anggota Brimob, Brigadir Benny Sihombing (32). Pemicu perkelahian maut itu sepele."Mereka saling pandang, lalu cekcok mulut, dan akhirnya terlibat perkelahian," kata Kepala Staf Kodam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Cucu Somantri di Makodam, Jalan Gatot Subroto, Medan, Jumat (21/11/2014).
"Ini persoalan sepele," imbuh Cucu.
Cucu menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada pukul 20.30 WIB di sebuah kedai di Binjai. Saat Sertu Akhir makan, datang 2 orang tak dikenal. Satu di antaranya adalah Brigadir Sihombing.
Setelah kejadian, Sertu Akhir pulang. Korban terluka tikam di bagian dada. Ia sempat dibawa ke RS Latersia, Binjai, namun nyawanya tidak tertolong.
"Saat ini, Sertu Akhir sudah diproses di POM," tutup Cucu.
Pengakuan Sertu Akhirudin Tikam Brigadir Beny Karena Terdesak
Kodam I/Bukit Barisan menggelar konferensi pers perihal tertangkapnya pelaku penusukan personel Brimob Polda Sumut, Brigadir Beny Sihombing. Pelaku, Sertu Akhirudin tidak ditangkap melainkan menyerahkan diri.
Kasdam I/BB Brigjen TNI Cucu Sumatri mengungkapkan, Sertu Akhirudin merupakan prajurit di Dandri VII I/BB Galang. "Akhir menyerahkan diri ke komandannya beberapa saat setelah menikam Brigadir Beny," ungkap Cucu Sumantri di Makodam I/BB di Medan, Jumat (21/11/2014).
Sertu Akhirudin menusuk dada Brigadi Dedy dengan sebilah badik. Pelaku mengaku melakukan hal itu karena dia terdesak saat keduanya terlibat keributan. Sertu Akhir saat ini berada Den Pom Medan untuk diproses lebih lanjut.
"Kami juga sudah koordinasi dengan Kasat Brimob. Kami akan proses sesuai mekanisme hukum. Bisa saja kena sanksi pidana militer umum atau sanksi administrasi, tergantung tingkat kesalahannya dari hasil penyelidikan Propam," tuturnya.
Sumantri mengimbau internal TNI untuk menghindari hal yang tidak dinginkan. "Prajurit harus berpikir jernih. Jangan kaitkan masalah ini dengan institusi, ini masalah oknum. Kegiatan TNI di Sumut masih berjalan seperti biasanya pasca-insiden itu," jelasnya. (berita dari berbagai sumber dikutip hariansumut.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar